Suku Dayak Kenyah
Suku Dayak Kenyah |
---|
Jumlah populasi |
kurang lebih 30.000 |
Kawasan dengan populasi yang signifikan |
Sarawak: 15.600 (1980).[1] Kalimantan Timur Kalimantan Barat |
Bahasa |
Kenyah |
Agama |
Kaharingan (zaman pra misionaris), Kristen, Katolik. |
Kelompok etnik terdekat |
Dayak Kayan |
Suku Kenyah adalah suku Dayak yang termasuk rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Dari wilayah tersebut suku Kenyah memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur melalui sungai Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apau Kayan yang sebelumnya ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau. Pergerakan suku ini menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam dan akhirnya sebagian menetap di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda. Sebagian lagi bergerak ke hilir menuju Tanjung Palas. Suku Kenyah merupakan 2,4% penduduk Kutai Barat.
Suku Kenyah terbagi menjadi Kenyah Dataran Rendah dan Kenyah Dataran Tinggi /Usun Apau Kenyah.
Seni budaya suku Kenyah sangat halus dan menarik, sehingga ragam seni
hias banyak dipakai pada bangunan-bangunan di Kalimantan Timur.Bukan
Sahaja terdiri daripada seni ukiran tetapi tarian dan juga cara hidup
Lagu Daerah Dayak Kenyah
SEJARAH ASAL-USUL DAYAK KENYAH
Konon ada seorang bernama HAKA. Seorang saudagar kaya
dari negeri Cina. Pekerjaannya adalah transaksi jual beli hasil bumi
berkelana keseluruh penjuru dunia.
Singkat cerita, tibalah HAKA di pulau BORNEO/KALIMANTAN.
ditemukannya sebuah gua untuk dijadikan tempat untuk beristirahat.
Namun didalam gua tersebut, HAKA bertemu seekor naga yang sangat besar
sekali. Diatas kepala sang Naga tampak berkilauan, dan ternyata kilauan
cahaya tersebut berupakan pantulan dari sebuah Batu permata yang berada
diatas kepala sang naga.
Haka kemudian berpikir, seandainya batu permata yang
berada diatas kepala sang Naga itu dapat ia peroleh, tentunya ia akan
jadi sangat kaya karena sudah barang tentu Batu Permata itu akan sangat
mahal harganya. Dengan segala upaya HAKA berusaha untuk mengambil Batu
Permata yang berada diatas kepala sang Naga, namun ia tidak berhasil.
Karena kekuatan naga sangat luar biasa dengan semburan api yang sangat
panas dari mulut sang Naga. HAKA pun menyerah, ia memutusjan untuk
kembali pulang ke negerinya.
Sesampai di negerinya di Cina, HAKA pun menghadap Raja
dan menceritakan tentang sang NAGA kepada baginda Raja. Mendengar cerita
dari HAKA, Raja pun tertarik dan mengumpulkan seluruh pasukan kerajaan
untuk mendiskusikan bagaimana agar bisa mengalahkan sang Naga dan
mengambil Batu Permata yang ada di atas kepala sang Naga.
Akhirnya disepakati, seluruh pasukan yang akan diberangkatkan melawan sang Naga dibuatkan pakaian
anti api dengan persenjataan yang amat sangatlah lengkap. Berangkatlah
bala pasukan dari negeri Cina berlayar menuju pulau Kalimantan bersama
HAKA untuk membunuh sang Naga berada.
Pasukan kemudian dibagi menjadi dua bagian. Pasukan
pertama naik kedaratan bersama HAKA menuju gua, dan pasukan kedua
menunggu diatas kapal.
Pasukan yang dipimpin HAKA pun berangkat menuju gua
dimana sang Naga berada. Sesampai di Gua, sang Naga sedang tertidur
pula. HAKA memerintahkan kepada pasukannya untuk tenang dan jangan
sampai menimbulkan suara. Dengan sangat hati-hati HAKA beranjak
mendekati sang Naga. Alhasil, Batu Permata yang berada diatas kepala
sang Naga pun dapat diperolah HAKA tanpa harus berperang melawan san
Naga.
Bersukacitalah seluruh pasukan HAKA karena telah
berhasil mendapatkan Batu Permata itu tanpa bersusah payah melawan sang
Naga. Batu Permata pun dipegang secara bergantian oleh para prajurit
karena mereka ingin sekali melihat wujud Batu Permata tersebut. Dan
tanpa mereka sadari, suara tawa sukacita mereka membuat sang Naga
terbangun dan mengejar mereka.
HAKA dan seluruh pasukannya kemudian lari tunggang
langgang menyelamatkan diri menuju kapal. Sang parjurit yang pada saat
itu tengah memegang Batu Permata tersebut berhasil masuk ke kapal dan
memerintahkan agar kapal segera berlayar.
Nasib tidak diuntung, mujur pun tidaklah didapat. HAKA
dan beberapa orang prajurit tertinggal didaratan, kapal telah berlayar
membawa Batu Permata menuju negeri Cina dan tidak pernah kembali lagi
menjemput HAKA dan prajurit lainnya.
Akhirnya, HAKA dan prajurit yang tersisa berjalan
menyusuri hutan, rimba dan sungai untuk mencari makanan. Mereka pun
menemukan sebuah perkampungan dan meminta pertolongan kepada masyarakat
setempat. Karena tidak ada lagi pilihan lain cara untuk kembali ke
negeri asalnya, HAKA dan para prajurit pun kemudian menetap
diperkampungan tersebut. Hingga akhirnya mereka pun bisa beradaptasi
dengan masyarakat tersebut, berkeluarga dan dari situlah asal mula
Penduduk Pulau Kalimantan memiliki Ras dari Negeri Cina.
Setelah sekian tahun, perkembangan penduduk semakin
pesat. HAKA membawa sebagian penduduk untuk pindah ke daerah lain.
Tempat tersebut bernama APAU AHE.
Di APAU AHE lah masyarakat HAKA terus tumbuh dan berkembang.
Etnis Suku Dayak Kenyah
Dayak Kenyah merupakan salah satu suku/etnis asli yang mendiami pulau
kalimantan/borneo, khususnya kalimantan timur. Dayak Kenyah ini terdiri
dari 22 Sub suku (setiap sub suku biasanya disebut lepoq/umaq), yaitu:
1. Lepoq Bakung
2. Uma Jalan,
3. Lebuk Kulit,
4. Lebuk Timai,
5. Lepoq Tukung,
6. Lepoq Bem,
7. Lepoq Ma'ut,
8. Uma Lasan,
9. Uma Lung,
10.Lepoq Tau,
11.Lepoq Kayan,
12.Lepoq Punan,
13.Lepoq Brusuq,
14.Uma Baka,
15.Uma Alim,
16.Lepoq Entang,
17.Lepoq Kei,
18.Lepoq Puaq,
19.Lepoq Tepu,
20.Lepoq Badeng,
21.Lepoq Merap,
22.Lepoq Kudaq.
Yang membedakan diantara sub suku dayak kenyah ini adalah mengenai cara pengucapan akhir kata, (setiap sub suku mempunyai ciri khas dialek/logat yang berbeda beda). Suku dayak kenyah di kalimantan timur tersebar di seluruh kabupaten/kota madya, mereka biasanya hidup berkelompok di desa/kampung. Saat ini suku dayak kenyah mendiami sekitar 80 desa/kampung di kaltim. Mata pencarian sebagian Orang Dayak Kenyah adalah pertanian (sistem berladang), berburu, sebagai karyawan di perusahaan kayu, perkebunan sawit, tambang batu bara, karet, ada juga yg berhasil menjadi PNS dan pejabat di provinsi dan kabupaten/kota. Dayak kenyah sangat terkenal dengan kesenian tradisionalnya seperti seni tari (tari datun julut, kanjet pepatei/tari perang, dll), alat musik yg sangat unik; sejenis gitar biasa disebut sambeq, jatung utang(kolintang), kedirek, uding, gong, Dsb. Sebagian besar Orang Dayak Kenyah beragama Kristen Protestan dan Katholik. Penulis agak kesulitan dalam mencari data-data yang akurat mengenai asal usul dayak kenyah, disebabkan tidak ada bukti tertulis/prasasti. cerita mengenai tradisi biasanya diturunkan lewat mulut ke mulut untuk selalu diingat oleh anak cucu. Namun sekarang terjadi pergeseran yang sangat mengkhawatirkan sebab anak-anak dayak kenyah saat ini banyak melupakan tradisi/adat, akibat pengaruh budaya luar. Oleh sebab itu mari kita menghimbau kepada generasi dayak kenyah sekarang agar lebih mencintai budaya sendiri. Dan kepada Pemerintah agar selalu giat melestarikan budaya asli dayak kenyah.
1. Lepoq Bakung
2. Uma Jalan,
3. Lebuk Kulit,
4. Lebuk Timai,
5. Lepoq Tukung,
6. Lepoq Bem,
7. Lepoq Ma'ut,
8. Uma Lasan,
9. Uma Lung,
10.Lepoq Tau,
11.Lepoq Kayan,
12.Lepoq Punan,
13.Lepoq Brusuq,
14.Uma Baka,
15.Uma Alim,
16.Lepoq Entang,
17.Lepoq Kei,
18.Lepoq Puaq,
19.Lepoq Tepu,
20.Lepoq Badeng,
21.Lepoq Merap,
22.Lepoq Kudaq.
Yang membedakan diantara sub suku dayak kenyah ini adalah mengenai cara pengucapan akhir kata, (setiap sub suku mempunyai ciri khas dialek/logat yang berbeda beda). Suku dayak kenyah di kalimantan timur tersebar di seluruh kabupaten/kota madya, mereka biasanya hidup berkelompok di desa/kampung. Saat ini suku dayak kenyah mendiami sekitar 80 desa/kampung di kaltim. Mata pencarian sebagian Orang Dayak Kenyah adalah pertanian (sistem berladang), berburu, sebagai karyawan di perusahaan kayu, perkebunan sawit, tambang batu bara, karet, ada juga yg berhasil menjadi PNS dan pejabat di provinsi dan kabupaten/kota. Dayak kenyah sangat terkenal dengan kesenian tradisionalnya seperti seni tari (tari datun julut, kanjet pepatei/tari perang, dll), alat musik yg sangat unik; sejenis gitar biasa disebut sambeq, jatung utang(kolintang), kedirek, uding, gong, Dsb. Sebagian besar Orang Dayak Kenyah beragama Kristen Protestan dan Katholik. Penulis agak kesulitan dalam mencari data-data yang akurat mengenai asal usul dayak kenyah, disebabkan tidak ada bukti tertulis/prasasti. cerita mengenai tradisi biasanya diturunkan lewat mulut ke mulut untuk selalu diingat oleh anak cucu. Namun sekarang terjadi pergeseran yang sangat mengkhawatirkan sebab anak-anak dayak kenyah saat ini banyak melupakan tradisi/adat, akibat pengaruh budaya luar. Oleh sebab itu mari kita menghimbau kepada generasi dayak kenyah sekarang agar lebih mencintai budaya sendiri. Dan kepada Pemerintah agar selalu giat melestarikan budaya asli dayak kenyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar